Romantisme arsitektur heritage yang dipertanyakan
Romantisme heritage menjebak koridor Jalan Braga dengan bentuk yang kaku dan membatasi pemilik – pemilik unit bangunan untuk lebih mengembangkan lahan usahanya pada prioritas lain yang lebih produktif, hal ini membuahkan sebuah kawasan komersil yang tidak berkembang dan cenderung mati. Konsistensi bentuk dan aktivitas masa lalu yang terus dibawa hingga saat ini, mungkin saja tidak akan mengangkat kembali koridor Jalan Braga menjadi kawasan nomor satu di kota Bandung. Romantisme heritagepada konteks masa lalu seharusnya tidak membatasi dirinya pada bentuk fisik saja, tetapi harus menyentuh aspek non fisik yang melekat lebih erat pada tempat tersebut. Aspek non fisik yang melekat pada koridor ini sebagai sebuah tempat komersil yang high class pada jamannya, namun konteks tersebut sudah tidak terasa sama sekali saat ini. Pembatasan romantisme hanya pada aspek fisik yang menghasilkan bangunan-bangunan kosong yang tidak terawat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang lebih komprehensif terhadap makna terdalam pada koridor Jalan Braga. Perlu dibuat kerangka pemahaman terhadap objek – objek non fisik, sehingga koridor ini dapat tampil kembali sebagai kawasan komersil utama di Kota Bandung dengan jiwa masa lalu yang sama, tetapi memiliki nilai yang baik sebagai sebuah lingkungan binaan.