Blog

linguistik arsitektur

Hermeneutika Pergeseran Makna Arsitektur

Sebuah karya arsitektur terbentuk melalui proses akumulasi kebudayaan dan sosial yang mempunyai makna. Disamping itu tempat dimana karya tersebut berdiri juga member pengaruh dan makna bagi pengguna dan pengamat karya arsitektur tersebut.

Kota Bandung yang berisikan karya-karya arsitektur, didirikan pada tahun 1488 sebagai bagian dari kerajaan Padjadjaran, dan mulai semakin berkembang pada masa kolonial ketika jalan Pos dan jalan kereta api yang dibangun oleh pemerintah Inggris dan Belanda mulai berfungsi.

Masa kolonial Belanda, kawasan pusat kota Bandung awalnya berkembang di sepanjang kawasan jalan Pos, dan kemudian mulai berkembang jalan-jalan yang menghubungkan kawasan perkebunan di area utara dan selatan menuju pusat kota. Kawasan hunian, perkantoran, hiburan, dan perbelanjaan ditata dengan baik. Kawasan tempat tinggal pribumi, warga keturunan, dan warga Belanda diatur dan dibuat komunitasnya tersendiri.

Kawasan – kawasan dikota Bandung tersebut telah mengalami perubahan secara fisik dan non fisik, ada yang menjadi lebih baik dan ada pula yang mengalami degradasi. Kawasan Cihampelas yang terkenal dengan area pemandianya sudah menjadi sebuah kawasan yang wisata belanja. Kawasan jalan Riau sebagai area perumahan pegawai tinggi kolonial dan masa kemerdekaan menjadi perumahan dinas pejabat tinggi TNI, kini telah menjadi sebagai tujuan wisata belanja juga. Begitu juga kawasan Ciumbuleuit, telah berubah dan cenderung mengalami degradasi dari kawasan hunian yang apik menjadi kawasan yang tidak memiliki karakter yang jelas dengan beragamnya bentuk dan fungsi bangunan.

Perubahan fungsi dan bentuk bangunan pada kawasan-kawasan ini lambat laun akan merubah interpretasi masyarakat terhadap kawasan tersebut. Dari Fenomena diatas akan diangkat sebuah isu tentang pergeseran makna kawasan tersebut hingga tercipta interpretasi yang berbeda, yang sejatinya dihadirkan oleh sebuah kawasan bersejarah.

Kajian ini akan diungkap dan dibaca melalui teori hermeneutika arsitektur, sehingga dapat diungkap faktor-faktor apa saja (tangible dan intangible) yang merubah atau menggeser makna tempat kawasan ini menjadi sebuah kawasan yang bermakna berbeda.

Hermeneutika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang berhulu pada fenomenologi. Hermeneutika pada awalnya digunakan sebagai sebuah alat tafsir akan tanda, bunyi dan bahasa dalam al kitab, namun pada abad 20, ilmu ini mulai dikembangkan untuk mengkaji dan menginterpretasikan berbagai cabang ilmu termasuk arsitektur. Hermeneutika dapat menginterpretasikan tidak saja tanda dan penanda yang menjadi acuan interpretasi, tetapi aspek historis, sosial, budaya, kebijakan, ekonomi, dan aspek tak nampak lainnya yang menjadi pertimbangan dalam sebuah interpretasi. Hermeneutika dapat membaca sebuah fenomena arsitektur dari dua sisi, yaitu aspek rupa dan non rupa.